Arabic Poetry Club (APC) ~ INDONESIA: Puisi Irak Modern: Sebuah Pengantar Singkat

ARABIC POETRY CLUB ~ INDONESIA

Membangun Hubungan yang Mesra dan Dinamis Antar Dua Sastra Dunia

Selamat datang di Arabic Poetry Club (APC) ~ Indonesia :: APC~Indonesia menerima terjemahan puisi, baik puisi Indonesia ke dalam bahasa Arab, maupun puisi Arab ke dalam bahasa Indonesia. Silakan kirimkan ke e-mail kami: arabicpoetryclub@gmail.com. Terima kasih.

Tentang Kami
Kami adalah klub para pencinta puisi Arab di Indonesia.
Visi Kami
Visi kami adalah membangun sebuah hubungan yang mesra dan dinamis antar dua sastra dunia (Arab dan Indonesia) melalui penerjemahan karya-karya puisi dari keduanya.
Misi Kami
Misi kami adalah memperkenalkan khasanah puisi Arab di Indonesia dan juga sebaliknya puisi Indonesia di dunia Arab melalui penerjemahan dari puisi Arab ke dalam bahasa Indonesia dan begitu pula sebaliknya dari puisi Indonesia ke dalam bahasa Arab.
Kontak Kami
Email APC~Indonesia: arabicpoetryclub@gmail.com
Alamat Facebook Kami

APC~INDONESIA on Facebook

Alamat Group Kami
Tentang Puisi Arab
Biografi Para Penyair Arab
Puisi Arab Dalam Versi Bahasa Indonesia
Puisi Indonesia Dalam Versi Bahasa Arab
Download Gratis Antologi Puisi Arab
Audio Puisi Arab
Pasang Iklan
Jika Anda berminat untuk memasang iklan, silakan hubungi kami melalui email: arabicpoetryclub@gmail.com
Lalu Lintas Blog

Sabtu, 12 September 2009
Puisi Irak Modern: Sebuah Pengantar Singkat

Pada tahun 1947, Badr Syakir as-Sayyab, seorang penyair muda dari Jaikur (sebuah desa kecil yang tak jauh dari Basrah di sebelah selatan Irak), memublikasikan sebuah sajak berjudul “Hal Kana Hubban”. Ketika itu ia masih menempuh studi di Darul Mu’allimin di Bagdad. Dalam hal tema, tak ada sedikit pun yang baru dalam sajak itu. Ia masih sama dengan puisi-puisi Arab lainnya yang berkembang pada saat itu, yaitu dengan sentuhan romantisisme dan sentimentalisme. Namun tak bisa dipungkiri, sajak itu telah mendobrak batas-batas konvensional puisi Arab yang telah mapan lebih dari 1600 tahun dan melepaskannya dari belenggu matra-matra tradisional. Ini adalah sebuah langkah revolusioner menuju apa yang disebut dengan “sajak bebas” dunia Arab. Sesuatu yang telah mengubah arah puisi Arab di abad ke-20 dan mengarahkan para penyair Arab untuk berpikir dan bertindak sesuai dengan zamannya. Dengan berakhirnya Perang Dunia II dan tumbangnya fasisme, Arab dan begitu juga Irak telah memulai sebuah periode yang didominasi oleh aspirasi-aspirasi demokratis yang baru dan keinginan untuk bergerak ke arah horison-horison baru. Perubahan bentuk puisi adalah salah satu indikasi adanya respons para penyair Irak dan juga penyair Arab lainnya atas kondisi-kondisi politik dan sosial yang baru. Sebuah semangat baru yang humanis muncul di lingkungan kaum intelektual Irak. Yang mereka inginkan adalah perubahan dari segala hal, termasuk kehidupan di masa mereka sehingga mereka pun melakukan apa yang membuat mereka menjadi modern. As-Sayyab, Nazik al-Malaikah, Abdul Wahab al-Bayyati, adalah orang-orang yang dianggap sebagai pionir gelombang pertama. Diakui bahwa pembacaan atas modern Barat, terutama puisi Inggris, telah menggiring mereka pada eksperimentasi-eksperimentasi dalam penulisan puisi. Kita dapat mengenali dengan mudah pengaruh-pengaruh para penyair Barat seperti T. S. Eliot dan Edith Sitwell terhadap as-Sayyab dan juga Keats dan Shelley terhadap Nazik al-Malaikah. Akan tetapi ini bukanlah hasil capaian pertama dalam transformasi puisi Irak modern. Prestasi utama mereka termanifestasi dalam perjuangan keras melawan bentuk-bentuk dan tradisi-tradisi lama dari puisi Arab sehingga pintu-pintu yang dulunya tertutup kini menjadi terbuka lebar dan memungkinkan bagi generasi-generasi berikutnya untuk meneruskan karya mereka. Gelombang kedua dari inovasi puisi Irak berlangsung pada tahun 1960-an dan boleh dikatakan lebih radikal dan eksperimental. Para penyair Irak generasi ini tak hanya ingin memperbarui puisi Arab saja tetapi juga ingin karya-karya mereka menjadi bagian penciptaan dalam puisi dunia modern. Dan untuk melangkah lebih jauh dan lebih dalam lagi ke dalam rimba itu, mereka melakukan eksperimentasi segala hal dari Dadaisme dan Surealisme ke bentuk-bentuk visual dan tipografi. Selain itu mereka juga mulai mencoba mengeksplorasi bahasa baru. Akhirnya, perlu dikatakan di sini bahwa ketika berbicara tentang puisi Arab, maka puisi Irak adalah sumber kreatif bagi semua puisi Arab modern, dulu dan sekarang.

Diterjemahkan oleh APC~Indonesia dari: "Modern Iraqi Poetry: a brief introduction (Fadhil al-Azzawi)" dalam FEATURE: TWENTY ONE IRAQI POETS
posted by APC~Indonesia @ 09.06  
1 Comments:

Posting Komentar

<< Halaman Depan
 
APC~INDONESIA

APC~Indonesia

See my complete profile
Ngobrol Bareng


ShoutMix chat widget

Tulisan Terbaru
Arsip Kami
Situs Para Penyair Arab
Links APC~Indonesia
Belajar Bahasa Arab
Buku Yang Direkomendasikan

Tambahkan

Blogger Templates